Masalah pertama terselesaikan. Kembali muncul masalah berikutnya, yaitu mengenai dana untuk acara yang sangat sakral tersebut (lebih besar acara pesta adat). Pada waktu itu kami menghabiskan dana kurang lebih 120 juga rupiah. Karena kami sudah berpacaran selama 4 thn dan pihak keluarga istri meminta istri saya segera menikah, maka mulailah kami menabung setahun sebelum acara pernikahan kami berlangsung. Selama setahun kami dapat mengumpulkan uang sebanyak 60 juta rupiah sudah termasuk bantuan dari orang tua saya. Wow...kurang banyak sekali. Akan tetapi, karena kami sudah niatkan untuk melangsungkan pernikahan di tahun itu, kami berupaya penuh menutupi kekurangan itu. Akhirnya kami meminjam dana untuk menutupinya karena tidak ada jalan lain. Alhasil..berjalanlah acara pernikahan dan pesta adat itu. Banyak orang yang bilang jangan meminjam uang kalau mau menikah. Memang betul, tapi jalan itu bisa ditempuh kalau kita sudah menemui jalan buntu.
Setelah semua pesta berjalan lancar dan berlalu, mulailah kami merasakan hal yang mungkin tidak nyaman bagi banyak orang. Kami harus menyisihkan uang Rp 5 juta rupiah perbulan hanya untuk membayar pinjaman, dan belum termasuk kebutuhan sehari-hari. Bagaimana mungkin????? Secara pemasukan kami berdua pada waktu itu hanya 8 juta rupiah perbulan, itupun belum termasuk pengeluaran untuk kontrakan rumah, karena kami juga belum punya rumah pada saat itu. Koq bisa ya?????
Saudaraku, itu semua terjadi dan mampu kami jalani semata-mata hanya karena Kasih Kristus dalam keluarga kami. Walaupun pengeluaran kami tidak masuk akal dibandingkan dengan pemasukan kami, kami tidak pernah mengalami kelaparan, kami tidak meminta kepada orangtua kami (bentuk materi), apa yang ingin kami beli (taraf wajar) dan ingin kami lakukan (taraf wajar) dapat kami lakukan dengan tidak adanya rasa kekawatiran. Semua dapat kami lalui dengan penuh sukacita. Bahkan kami menjalankan perintah Tuhan dalam hal per puluhan setiap bulan. Karena Saya tahu Tuhan akan membuka tingkap-tingkap langit bagi keluarga kami. Dan Puji Tuhan itu nyata dalam kehidupan keluarga kami.
Saudara sudah membaca sedikit dari cerita saya. Pasti banyak pertanyaan yang ingin saudara tanyakan kepada saya. Dan sesungguhnya ini merupakan kisah nyata kehidupan keluarga kami. Satu hal, jika kita memberi dengan kasih pasti Tuhan akan memberi kita berkaki lipat ganda. Jangan melihat nilai yang saudara berikan untuk Tuhan, karena Tuhan tidak pernah melihat berapa nilai yang saudara berikan, Tuhan tidak pernah melihat dari latar belakang saudara. Tuhan melihat hati saudara, Ketika Tuhan melihat hati saudara yang dengan tulus memberi, percayalah begitu indahnya saudara menjalani hidup saudara diiringi dengan Janji Tuhan yang Iya dan Amin saat ini sampai selama-lamanya. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar