Kamis, 23 Juli 2015

KASIHNYA SETIA DAN AJAIB

Syalom saudara...di malam ini saya kembali menulis pengalaman hidup yang pernah saya rasakan tentang kasih Tuhan yang setia dan pastinya selalu ada dalam setiap lembar kehidupan saya. Dalam kisah sebelumnya saya menulis tentang kasih Tuhan sungguh nyata. Saat ini saya ingin memberikan pengalaman mengenai pergumulan saya dan istri untuk mempunyai rumah.  Tidak terasa pernikahan kami sudah memasuki tahun ke-4 sejak 22 Juni 2012 sampai saat ini. Setelah kami menikah, kami bergumul dalam melunasi setiap pinjaman, dan terselip didalamnya kami juga bergumul untuk mempunyai tempat tinggal sendiri. Tahun pertama setelah menikah, saya tidak tahu kapan kami bisa mempunyai rumah sendiri, karena setelah menikah kami langsung mengontrak rumah dan tinggal berdua. Kami terus berdoa dan menunggu doa kami di jawab Tuhan. Menunggu dan menunggu....sampai pada tahun kedua dimana pinjaman kami sudah hampir lunas semua, kami mulai fokus untuk mempunyai rumah. Tuhan belum menjawab juga doa kami dan kami tetap harus menunggu lagi. Menunggu bagi banyak orang merupakan hal yang tidak disukai, namun apa boleh buat. Kami harus menunggu karena kami selalu mengingat akan janji Tuhan mengenai pengharapan didalam Dia.

Menjelang memasuki tahun ke-3 pernikahan kami, saya mulai mengambil langkah untuk mencari rumah untuk kami kredit. Saya mendapatkan informasi dari sahabat saya bahwa ada rumah di daerah setu- Bekasi yang uang mukanya pada waktu itu masih terjangkau, namun cicilan perbulan lumayan besar. Rumah itu sudah menggunakan sistem cluster. Saya dan istri berdiskusi mengenai rumah itu dan survei ke lokasi. Kami bergumul pada saat itu...jika kami jadi mengambil rumah itu, maka kami sudah pasti tidak menempati rumah itu karena lokasinya jauh dari rumah orang tua kami. Kami menimbang lokasi karena saya dan istri bekerja, sementara anak kami masih kecil dan harus ada yang menjaganya. Selama ini orang tua saya yang menjaga anak kami, jadi lokasi sangat penting bagi kami membeli rumah. Saya putuskan untuk memberikan tanda jadi kepada marketing perumahan itu walaupun kami masih bimbang. kami terus menimbang sambil mempersiapkan persyaratan pengajuan kredit. Kami belum punya rumah, tetapi kami mengambil rumah yang sudah pasti tidak kami tempati karena lokasi yang jauh. Kami sudah mencari perumahan di sekitar rumah orang tua kami, namun tidak terjangkau harganya. Itulah pergumulan kami.

Inilah hal yang selalu saya ingat dalam hidup saya, pada suatu waktu di malam hari pada saat saya dan istri pulang bekerja, Tuhan menjawab doa kami dengan cara yang ajaib. Beberapa kilometer sebelum kami tiba di rumah kontrakan, istri melihat ada keramaian dikios yang kecil. Kami tidak tahu ada apa disana, namun penasaran dalam hati kami yang mendorong kami mengunjungi kios yang letaknya agak masuk sedikit kedalam gang. Anehnya, istri saya melihat kios kecil itu. Saya langsung memutar kendaraan dan langsung melihat ke kios itu. Setelah kami tiba dikios itu, ternyata deplover perumahan baru. Ditempat itu saya langsung berkata dalam hati " terima kasih untuk KasihMu bagi kami". Pada saat itu kami tidak lagi berpikir panjang, kami langsung memesan satu unit rumah dan keesokan harinya kami langsung memberikan tanda jadi. Dan akhirnya pengajuan kami disetujui oleh pihak bank, dan kami mempunyai rumah yang sudah Tuhan rencanakan bagi kami.

Saudaraku...saat kita mengharapkan sesuatu dan kita bawa dalam doa, Tuhan akan memberikannya kepada kita dengan CaraNya. Kami tidak tahu persis kapan waktunya Tuhan memberikan kami rumah, dan kami juga tidak tahu persis dimana tempat yang Tuhan sediakan bagi kami. Kami hanya berdoa dan berharap suatu waktu Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi kami. Demikian juga dengan saudara, Tuhan sudah menyiapkan sesuatu yang terbaik bagi saudara dalam pergumulan saudara. Tidak ada yang tidak Tuhan berikan bagi kita anak-anakNya yang setia dalam pengharapan akan janji Tuhan. Jika sampai saat ini saudara belum memperolehnya, jangan lari dari pengharapan itu. Teruslah berharap kepada Tuhan,karena waktu Tuhan tidak sama dengan waktu kita, rencana Tuhan bagi hidup kita lebih indah dari rencana kita, dan Tuhan lebih tahu dari diri kita sendiri apa yang menjadi kebutuhan kita dan yang terbaik bagi kita. Hanya serahkanlah hidup kita kepada Tuhan dan teruslah didalam pengharapan akan janji Tuhan. Ketika saudara membaca kisah ini, berdoalah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, ceritakan kepada Tuhan apa yang menjadi pergumulan saudara,  serahkanlah hidup saudara kepada Tuhan dan biarkan Tuhan yang bekerja dalam hidup saudara. Seorang bapa akan bersedih ketika melihat anaknya memohon dengan menangis, demikianlah Bapa yang ada di Kerajaan Sorga. Amin

Rabu, 22 Juli 2015

Kasih Tuhan Sungguh Nyata

Kasih Tuhan sungguh nyata dan ajaib, bahkan pada waktu yang sangat tepat. Ini merupakan kisah kami yang mungkin bisa menjadi suatu kesaksian bagi kita semua. Kami (saya dan istri) menikah pada tanggal 22 Juni 2012. Setelah setahun saya bekerja di salah satu perusahaan swasta di Bekasi, kami memutuskan untuk menikah. Kami menikah dengan suku adat yang berbeda, dan sangat sulit untuk menyatukan dua adat yang berbeda. Saya dari suku Batak dan mantan pacar yang sekarang sudah menjadi istri saya dari suku keturunan Tiongkok ( meskipun keturunan dari beberapa generasi). Dari hal perbedaan suku saja sudah mengalami hambatan, terutama saat setelah pemberkatan nikah di Gereja. Pihak keluarga istri menginginkan setelah pemberkatan, kami diminta untuk segera menuju rumah mertua, yang katanya berdasarkan budaya mereka kalau anak pertama menikah harus segera menuju ke kediamannya. Namun dalam budaya Batak, setelah pemberkatan nikah kami harus langsung diresmikan secara adat Batak dengan mengadakan acara yang sering di sebut dalam budaya Batak Pesta Adat. Acara lamaran kami sempat tertunda karena hal tersebut. Akhirnya orang tua dari istri saya pada waktu itu menyetujui bahwa setelah pemberkatan nikah di gereja langsung menuju gedung untuk melakukan acara pesta adat. 

Masalah pertama terselesaikan. Kembali muncul masalah berikutnya, yaitu mengenai dana untuk acara yang sangat sakral tersebut (lebih besar acara pesta adat). Pada waktu itu kami menghabiskan dana kurang lebih 120 juga rupiah. Karena kami sudah berpacaran selama 4 thn dan pihak keluarga istri meminta istri saya segera menikah, maka mulailah kami menabung setahun sebelum acara pernikahan kami berlangsung. Selama setahun kami dapat mengumpulkan uang sebanyak 60 juta rupiah sudah termasuk bantuan dari orang tua saya. Wow...kurang banyak sekali. Akan tetapi, karena kami sudah niatkan untuk melangsungkan pernikahan di tahun itu, kami berupaya penuh menutupi kekurangan itu. Akhirnya kami meminjam dana untuk menutupinya karena tidak ada jalan lain. Alhasil..berjalanlah acara pernikahan dan pesta adat itu. Banyak orang yang bilang jangan meminjam uang kalau mau menikah. Memang betul, tapi jalan itu bisa ditempuh kalau kita sudah menemui jalan buntu. 

Setelah semua pesta berjalan lancar dan berlalu, mulailah kami merasakan hal yang mungkin tidak nyaman bagi banyak orang. Kami harus menyisihkan uang Rp 5 juta rupiah perbulan hanya untuk membayar pinjaman, dan belum termasuk kebutuhan sehari-hari. Bagaimana mungkin????? Secara pemasukan kami berdua pada waktu itu hanya 8 juta rupiah perbulan, itupun belum termasuk pengeluaran untuk kontrakan rumah, karena kami juga belum punya rumah pada saat itu. Koq bisa ya?????

Saudaraku, itu semua terjadi dan mampu kami jalani semata-mata hanya karena Kasih Kristus dalam  keluarga kami. Walaupun pengeluaran kami tidak masuk akal dibandingkan dengan pemasukan kami, kami tidak pernah mengalami kelaparan, kami tidak meminta kepada orangtua kami (bentuk materi), apa yang ingin kami beli (taraf wajar) dan ingin kami lakukan (taraf wajar) dapat kami lakukan dengan tidak adanya rasa kekawatiran. Semua dapat kami lalui dengan penuh sukacita. Bahkan kami menjalankan perintah Tuhan dalam hal per puluhan setiap bulan. Karena Saya tahu Tuhan akan membuka tingkap-tingkap langit bagi keluarga kami. Dan Puji Tuhan itu nyata dalam kehidupan keluarga kami.

Saudara sudah membaca sedikit dari cerita saya. Pasti banyak pertanyaan yang ingin saudara tanyakan kepada saya. Dan sesungguhnya ini merupakan kisah nyata kehidupan keluarga kami. Satu hal, jika kita memberi dengan kasih pasti Tuhan akan memberi kita berkaki lipat ganda. Jangan melihat nilai yang saudara berikan untuk Tuhan, karena Tuhan tidak pernah melihat berapa nilai yang saudara berikan, Tuhan tidak pernah melihat dari latar belakang saudara. Tuhan melihat hati saudara, Ketika Tuhan melihat hati saudara yang dengan tulus memberi, percayalah begitu indahnya saudara menjalani hidup saudara diiringi dengan Janji Tuhan yang Iya dan Amin saat ini sampai selama-lamanya. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin